BAB 4, 5 dan 6 ILMU BUDAYA DASAR
(UNIVERSITAS GUNADARMA)
MANUSIA DAN CINTA KASIH
4.1 PENGERTIAN CINTA KASIH
Menurut
kamus umum bahasa Indonesia, cinta adalah rasa sangat suka kepada ataupun rasa sangat
kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kasih artinya perasaan sayang
atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian arti cinta kasih
hampir bersamaan, sehingga kata kasih memperkuat rasa cinta.
Walaupun cinta kasih mengandung arti
hampir bersamaan, namun terdapat perbedaan juga antara keduanya, cinta lebih
mengandung pengertian mendalamnya rasa, sedangkan kasih lebih keluarnya; dengan
kata lain bersumber dari cinta yang mendalam itulah kasih dapat diwujudkan
secara nyata.
Cinta peranan penting dalam kehidupan manusia, sebab
cinta merupakan landasan dalam kehidupan perkawinan, pembentukan keluarga dan
pemeliharaan anak, hubungan yang erat di masyarakat dan hubungan manusiawi yang
akrab. Demikian pula cinta adalah pengikat yang kokoh antara manusia dengan
Tuhannya sehingga manusia menyembah Tuhan dengan ikhlas mengikuti perintah-Nya
dan berpegang teguh pada syariat-Nya.
Dikatakannya bahwa cinta memiliki tiga unsur yaitu :
- Keterkaitan
- Keintiman
- Kemesraan
Cinta
memiliki tiga tingkatan-tingkatan : tinggi, menengah dan rendah. Tingkatan
cinta tersebut di atas adalah berdasarkan firman Alloh dalam surah At-Taubah
ayat 24 yang artinya sebagai berikut:
katakanlah:jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara,
istri-istri keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu
khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai; adalah
lebih kamu cintai dari pada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan-Nya, maka
tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi
petunjuk kepada orang-orang fasik.
4.2 CINTA MENURUT AJARAN AGAMA
Dalam
kehidupan manusia, cinta menampakkan diri dalam berbagai bentuk. Kadang-kadang
seseorang mencintai dirinya sendiri. Kadang-kadang mencintai orang lain. Atau
juga istri dan anaknya, hartanya, atau Allah dan Rasulnya. Berbagai bentuk
cinta ini bisa kita dapatkan dalam kitab suci Al-Qur’an.
CINTA DIRI :
Cinta diri erat kaitannya dengan dorongan menjaga diri. Manusia senang untuk
tetap hidup, mengembangkan potensi dirinya, dan mengaktualisasikan diri. Pun ia
mencintai segala sesuatu yang mendatangkan kebaikan pada dirinya. Sebaliknya ia
membenci segala sesuatu yang menghalanginya untuk hidup, berkembang dan
mengaktualisasikan diri.
CINTA TERHADAP SESAMA MANUSIA :
Agar manusia dapat hidup dengan penuh keserasian dan keharmonisan dengan
manusia lainnya, tidak boleh tidak ia harus membatasi cintanya pada diri
sendiri dan egoismenya. Pun hendaknya ia menyeimbangkan cintanya itu dengan
cinta dan kasih sayang pada orang-orang lain, bekerja sama dengan dan memberi
bantuan kepada orang lain.
CINTA SEKSUAL :
Cinta erat kaitannya dengan dorongan seksual. Sebab ialah yang bekerja dalam
melestarikan kasih sayang, keserasian, dan kerja sama antara suami dan istri.
Ia merupakan faktor yang primer bagi kelangsungan hidup keluarga
CINTA KEPADA ALLAH :
Puncak cinta manusia, yang paling bening, jernih dan spiritual ialah cintanya
kepada Allah dan kerinduannya kepada-Nya. Tidak hanya dalam shalat, pujian, dan
doanya saja, tetapi juga dalam semua tindakan dan tingkah lakunya.
CINTA KEPADA RASUL :
Cinta kepada rasul, yang diutus Allah sebagai rahmah bagi seluruh alam semesta,
menduduki peringkat ke dua setelah cinta kepada Allah. Ini karena Rasul
merupakan ideal sempurna bagi manusia baik dalam tingkah laku, moral, maupun
berbagal sifat luhur lainnya.
Ayat Al-Quran Tentang Cinta
4.3 KASIH SAYANG
Pengertian kasih sayang menurut
kamus umum bahasa Indonesia adalah perasaan sayang, perasaan cinta atau
perasaan suka kepada seseorang.
Dalam kehidupan berumah tangga
kasih sayang merupakan kunci kebahagiaan. Kasih sayang ini merupakan
pertumbuhan dari cinta. Percintaan muda-mudi (pria-wanita) bila diakhiri dengan
perkawinan, maka di dalarn berumah tangga keluarga muda itu bukan lagi
bercinta-cintaan, tetapi sudah bersifat kasih mengasihi atau saling menumpahkan
kasih sayang.
Dalam kasih sayang sadar atau tidak
sadar dari masing-masing pihak dituntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran,
saling percaya. saling pengertian, saling terbuka, sehingga keduanya merupakan
kesatuan yang bulat dan utuh. Bila salah satu unsur kasih sayang hilang,
misalnya unsur tanggung jawab, maka retaklah keutuhan rumah tangga itu. Kasih
sayang yang tidak disertai kejujuran, terancamlah kebahagiaan rumah tangga itu.
Yang dapat merasakan kasih sayang
bukan hanya suami atau istri atau anak-anak yang telah dewasa, melainkan bayi
yang masih merah pun telah dapat merasakan kasih sayang dari ayah dan ibunya.
Bayi yang masih merah telah dapat mengenal suara atau sentuhan tangan ayah
ibunya. Bagaimana sikap ibunya memegang/menggendong telah dikenalnya. Hal ini
karena sang bayi telah mempunyai kepribadian.
4.4 KEMESRAAN
Kemesraan
berasal dari kata dasar mesra, yang artinya perasaan simpati yang akrab.
Kemesraan ialah hubungan yang akrab baik antara pria wanita yang sedang dimabuk
asmara maupun yang sudah berumah tangga.
Kemesraan
dapat menimbulkan daya kreativitas manusia. Dengan kemesraan orang dapat
menciptakan berbagai bentuk seni sesuai dengan kemampuan dan bakatnya. Rendra
dalam puisinya “Episode” misalnya, melukiskan betapa kemesraan cinta merasuk ke
dalam jiwa dua sejoli muda-mudi yang sedang menjalin cinta.
Kami duduk berdua
di bangku halaman rumahnya
pohon jambu di halaman itu
berbuah dengan lebatnya
dan kami senang memandangnya
angin yang lewat
memainkan daun yang berguguran
tiba-tiba ia bertanya
“mengapa sebuah kancing bajumu
lepas terbuka ?“
aku hanya tertawa
lalu ia sematkan dengan mesra
sebuah peniti menutup bajuku
sementara itu
aku bersihkan
guguran bunga jambu
yang mengotori rambutnya.
4.5 PEMUJAAN
Pemujaan
adalah salah satu manifestasi cinta manusia kepada Tuhannya yang diwujudkan
dalam bentuk komunikasi ritual. Kecintaan manusia kepada Tuhan tidak dapat
dipisahkan dan kehidupan manusia.
SUMBER :
- Seri Diktat Kuliah MKDU: Ilmu Budaya Dasar karya Widyo Nugroho dan Achmad
Muchji, Universitas Gunadarma
MANUSIA DAN KEINDAHAN
5.1 KEINDAHAN
Keindahan
berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek dan
sebagainya.
Selanjutnya
The Liang Gie menjelaskan.bahwa keindahan dalam arti luas mengandung pengertian
ide kebaikan. Misalnya Plato menyebut watak yang indah dan hukum yang indah,
sedangkan Aristoteles merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga
menyenangkan.
Jadi pengertian yang seluas-Iuasnya meliputi :
· keindahan seni
· keindahan alam
· keindahan moral
· keindahan intelektual.
NILAI ESTETIK KEINDAHAN
Nilai
adalah semata-mata adalah realita psikologi yang harus dibedakan secara tegas
dari kegunaan, karena terdapat dalam jiwa manusia dan bukan pada hendaknya itu
sendiri. Nilai itu (oleh orang) dianggap terdapat pada suatu benda sampai
terbukti letak kebenarannya.
Nilai itu ada yang membedakan
antara nilai sub yektif dan obyektif,Tetapi penggolongan yang penting ialah:
-
Nilai intrinsic
Nilai intrinsik adalah sifat baik
dari benda yang bersangkutan, atau sebagai suatu tujuan, ataupun demi
kepentingan benda itu sendiri
- Nilai ekstrinsik
Nilai ekstrinsik adalah sifat baik
dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya
5.2 TEORI DALAM RENUNGAN
elain
itu manusia memang secara hakikat membutuhkan keindahan guna kesempurnaan
pribadinya. Tanpa estetika manusia tidak akan sempurna, Karena salah satu unsur
dari kehidupan adalah estetika. Sedang manusia adalah mahluk hidup, jadi dia
sangat memerlukan estetika ini.
5.3 TEORI KESERASIAN
Keserasian adalah perpaduan, pertentangan, ukuran, seimbang.
Terdapat 2 teori keserasian
a. teori objectif
dan subjectif
Teori Objectif
berpendapat bahwa keindahan atau ciri-ciri yang menciptak nilai estetika adalah
sifat (kulitas) yang memang melekat dalam bentuk indah yang bersangkutan,
terlepas dari orang yang mengamatinya.Pendukung teori objectif adalah Plato,
Hegel
Teori Subjectif menyatakan bahwa ciri-ciri yang menciptakan
keindahan suatu benda itu tidak ada, yang ada hanya perasaan dalam diri
sesorang yang mengamati suatu benda. Pendukung nya adalah Henry Home, Earlof
Shaffesburry
b.Teori Perimbangan
Dalam arti yang
terbatas yakni secara kualitatif yang di ungkapkan dengan angka-angka,
keindahan hanyalah kesan yang subjectif sifatnya dan berpendapat bahwa
keindahan sesungguhnya tercipta dan tidak ada keteraturan yakni tersusun dari
daya hidup, penggembaraan, dan pelimpahan.
Teori pengimbangan
tentang keindahan dari bangsa Yunanai Kuno dulu dipahami dalam arti terbatas,
yakni secara kualitatif yang diungkapkan dengan angka-angka. Keindahan dianggap
sebagai kualita dari benda-benda yang disusun (mempunyai bagian-bagian).
Hubungan dari bagian-bagian yang menciptakan keindahan dapat dinyatakan sebagai
perimbangan atau perbandingan angka-angka.
Sumber :
http://agnezkembaren.wordpress.com/category/ilmu-budaya-dasar/
MANUSIA DAN PENDERITAANNYA
6.1 PENGERTIAN PENDERITAAN
Menurut saya penderitaan adalah menanggung atau menjalani
sesuatu yang sangat tidak menyenangkan. Penderitaan itu ada tiga macam yaitu
penderitaan yang dialami secara lahir (fisik), penderitaan yang dialami secara
batin (mental/ psikologis), dan yang ketiga gabungan dari penderitaan lahir dan
penderitaan batin (fisik dan psikologis).
Contohnya Adalah :
-
Penderitaan manusia akibat bencana alam
-
Penderitaan manusa akibat penyakit
6.2 SIKSAAN
MANUSIA DAN PENDERITAAN
Penderitaan berasal dari kata dasar derita. Sementara itu kata derita merupakan
serapan dari bahasa sansekerta, menyerap kata dhra yang memiliki arti menahan
atau menanggun. Jadi dapat diartikan penderitaan merupakan menanggung sesuatu
yang tidak meyenakan. Penderitaaan dapat muncul secara lahiriah, batiniah atau
lahir-batin. Penderitaan secara lahiriah dapat timbul karena adanya intensitas
komkosisi yang mengalami kekurangan atau berlebihan, seperti akibat kekurangan
pangan menjadi kelaparan, atau akibat makan terlalu banyak menjadi kekenyangan,
tidak dapat dipungkiri keduanya dapat menimbulkan penderitaan. Adapula kondisi
alam yang ekstrem, seperti ketika terik matahari membuat kepanasan, atau saat
kehujanan membuat kedinginan.
Ada pula penderitaan yang secara lahiriah seperti sakit hati
karena dihina, sedih karena kerabat meninggal, putus asa karena tidak lulus
ujian. Atau penyesalan karena tidak melakukan yang diharapkan. Sementara yang
lahir-batin dapat muncul dikarenakan penderitaan pada sisi yang satu berdampak
pada sisi yang lain atau dengan kata lain penderitaan lahiriah memicu
penderitaan batiniah atau sebaliknya. Misal akibat kehujanan badan menjadi
kedinginan namun tidak ada tempat berteduh akibatnya mendongkol, risau atau
menangis. Ada pula karena putus asa tidak lulus ujian menjadi tidak mau makan
dan menimbulkan perut sakit.
Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, dari yang
terberat hingga ringgan. Persepsi pada setiap orang juga berpengaruh menentukan
intensitas penderitaan. Suatu kejadian dianggap penderitaan oleh seseorang
belum tentu dianggap penderitaan bagi orang lain. Dalam artian suatu
permasalahan sederhana yang dibesar-besarkan akan menjadi penderitaan mendalam
apabila disikapi secara reaksioner oleh individu. Ada pula masalah yang sangat
urgen disepelekan juga dapat berakibat fatal dan menimbulkan kekacauan kemudian
terjadi penderitaan.
Manusia tidak dapat mengatakan setiap situasi masalahnya
sama, penderitaanya sama solusinyapun sama. Penderitaan bersifat universal
dapat datang kepada siapapun tidak peduli kaya maupun miskin, tua maupun muda.
Penderitaan dapat muncul kapanpun dan dimanapun. Semisal saat seminar di siang
hari, suasana pengap, ada kipas anginpun masih kipas-kipas membayangkan ruang
ber AC, dan pulang tidur merentangkan badan di kasur empuk. Atau makan buah
segar dan minum air dingin. Namun pasien rumah sakit di ruang VIP, tidur di
kasur empuk ruang ber-AC, banyak buah segar dan air segar di kulkas, merasa
tidak betah dan ingin cepat pulang. Ada lagi orang yang tidak mempunyai uang
merasa menderita tidak dapat wisata saat liburan, namun ada pula orang yang
berpergian membawa uang banyak tanpa bekal hendak liburan ternyata mobil mogok
di daerah yang jauh dari permukiman, dan saat makan siang tiba, rasa lapar
mulai muncur, ternyata uang tidak dapat menolong dari penderitaan karena tidak
ada barang yang bisa di beli, terlebih muncul rasa gengsi atau keegoisan
penumpang lain menambah penderitaan.
Penderitaan merupakan realita kehidupan manusia di dunia
yang tidak dapat dielakan. Orang yang bahagia juga harus siap menghadapi
tantangan hidup bila tidak yang muncul penderitaan. Dan orang yang menghadapi
cobaan yang bertubi-tubi harus berpengharapan baik akan mendapatkan kebahagian.
Karena penderitaan dapat menjadi energi untuk bangkit berjuang mendapatkan
kebahagian yang lalu maupun yang akan datang.
Akibat penderitaan yang bermacam-macam manusia dapat
mengambil hikmah dari suatu penderitaan yang dialami namun adapula akibat
penderitaan menyebabkan kegelapan dalam kehidupan.
Sehingga penderitaan merupakan hal yang bermanfaat apabila
manusia dapat mengambil hikmah dari penderitaan yang dialami. Adapun orang yang
berlarut-larut dalam penderitaan adalah orang yang rugi karena tidak melapaskan
diri dari penderitaan dan tidak mengambil hikmak dan pelajaran yang didapat
dari penderitaan yang dialami.
Penderitaan juga dapat “menular” dari seseorang kepada orang
lain. Misal empati dari sanak-saudara untuk membantu melepaskan penderitaan.
Atau sekedar simpati dari orang lain untuk mengambil pelajaran dan perenungan.
Contoh gamblam penderitaan manusia yang dapat diambil
hikmahnya diantaranya tokoh filsafat ekistensialisme Kierkegaard (1813-1855)
seorang filsafat asal Denmark yang sebelum menjadi filsafat besar, sejak masa
kecil banyak mengalami penderitaan. Penderitaan yang menimpanya, selain melankoli
karena ayahnya yang pernah mengutuk Tuhan dan berbuat dosa melakukan hubungan
badan sebelum menikah dengan ibunya, juga kematian delapan orang anggota
keluarganya, termaksud ibunya, selama dua tahun berturut-turut. Peristiwa ini
menimbulkan penderitaan yang mendalam bagi Soren Kierkegaard, dan ia
menafsirkan peristiwa ini sebagai kutukan Tuhan akibat perbuatan ayahnya.
Keadaan demikian, sebelum Kierkegaard muncul sebagai filsuf, menyebabkan dia
mencari jalan membebaskan diri (kompensasi) dari cengkraman derita dengan jalan
mabuk-mabukan. Karena derita yang tak kunjung padam, Kierkegaard mencoba
mencari “hubungan” dengan Tuhannya, bersamaan dengan keterbukaan hati ayahnya
dari melankoli. Akhirnya ia menemukan dirinya sebagai seorang filsuf
eksistensial yang besar.
Penderitaan Nietzsche (1844-1900), seorang filsuf Prusia,
dimulai sejak kecil, yaitu sering sakit, lemah, serta kematian ayahnya ketika
ia masih kecil. Keadaan ini menyebabkan ia suka menyendiri, membaca dan
merenung diantara kesunyian sehingga ia menjadi filsuf besar.
Lain lagi dengan filsuf Rusia yang bernama Berdijev
(1874-1948). Sebelum dia menjadi filsuf, ibunya sakit-sakitan. Ia menjadi
filsuf juga akibat menyaksikan masyarakatnya yang sangat menderita dan
mengalami ketidakadilan.
Sama halnya dengan filsuf Sartre (1905-1980) yang lahir di
Paris, Perancis. Sejak kecil fisiknya lemah, sensitif, sehingga dia menjadi
cemoohan teman-teman sekolahnya. Penderitaanlah yang menyebabkan ia belajar
keras sehingga menjadi filsuf yang besar.
Masih banyak contoh lainnya yang menunjukkan bahwa
penderitaan tidak selamanya berpengaruh negatif dan merugikan, tetapi dapat
merupakan energi pendorong untuk menciptakan manusia-manusia besar.
Contoh lain ialah penderitaan yang menimpa pemimpin besar
umat Islam, yang terjadi pada diri Nabi Muhammad. Ayahnya wafat sejak Muhammad
dua bulan di dalam kandungan ibunya. Kemudian, pada usia 6 tahun, ibunya wafat.
Dari peristiwa ini dapat dibayangkan penderitaan yang menimpa Muhammad,
sekaligus menjadi saksi sejarah sebelum ia menjadi pemimpin yang paling
berhasil memimpin umatnya (versi Michael Hart dalam Seratus Tokoh Besar Dunia).
Dalam riwat hidup Bhuda Gautama yang dipahatkan dalam bentuk
relief Candi Borobudur, terlihat adanya penderitbn. Tergambar seorang pangeran
(Sidharta) yang meninggalkan istana yang bergelimangan hata, memilih ke hutan
untuk menjadi biksu dan makan dengan cara megembara di hutan yang penuh
penderitaan.
Riwayat tokoh tokoh besar di Indonesia pun dengan
penderitaan. Buya Hamka mengalami penderitaany hebat pada masa kecil, hingga ia
hanya mengecap sekolah kelas II. Namun ia mampu menjadi orang besar pada
zamanya, berkat perjuangan hidup melawan penderitaan. Contoh lain adalah Bung
Hata yang beberapa kali mengalami pembuangan namun pada akhirnya ia dapat
menjadi pemimpin bangsanya.
Ketika membaca kisah tokoh-tokoh besar tersebut, kita
dihadapkan pada jiwa besar, berani karena benar, rasa tangung-jawab, dan
sebagainya. Dan tidak ditemui jiwa munafik plin-plan, dengki, iri dan
sebagainya.
B. Hubungan Manusia dengan Penderitaan
Allah adalah pencipta segala sesuatu yang ada di alam
semesta ini. Dialah yang maha kuasa atas segala yang ada isi jagad raya ini.
Beliau menciptakan mahluk yang bernyawa dan tak bernyawa. Allah tetap kekal dan
tak pernah terikat dengan penderitaan.
Mahluk bernyawa memiliki sifat ingin tepenuhi segala hasrat
dan keinginannya. Perlu di pahami mahluk hidup selalu membutuhkan pembaharuan
dalam diri, seperti memerlukan bahan pangan untuk kelangsungan hidup, membutuh
air dan udara. Dan membutuhkan penyegaran rohani berupa ketenangan. Apa bila
tidak terpenuhi manusia akan mengalami penderitaan. Dan bila sengaja tidak di
penuhi manusia telah melakukang penganiayaan. Namun bila hasrat menjadi patokan
untuk selalu di penuhi akan membawa pada kesesatan yang berujung pada
penderitaan kekal di akhirat.
Manusia sebagai mahluk yang berakal dan berfikir, tidak
hanya menggunakan insting namun juga pemikirannya dan perasaanya. Tidak hanya
naluri namun juga nurani.
Manusia diciptakan sebagai mahluk yang paling mulia namun
manusia tidak dapat berdiri sendiri secara mutlah. Manusia perlu menjaga
dirinya dan selalu mengharapkan perlindungan kepada penciptanya. Manusia kadang
kala mengalami kesusahan dalam penghidupanya, dan terkadang sakit jasmaninya
akibat tidak dapat memenuhi penghidupanya.
Manusia memerlukan rasa aman agar dirinya terhidar dari
penyiksaan. Karena bila tidak dapat memenuhi rasa aman manusia akan mengalami
rasa sakit. Manusia selau berusaha memahami kehendak Allah, karena bila hanya
memenuhi kehendak untuk mencapai hasrat, walau tidak menderita didunia, namun
sikap memenuhi kehendak hanya akan membawa pada pintu-pintu kesesatan dan
membawa pada penyiksaan didalam neraka.
Manusia didunia melakukan kenikmatan berlebihan akan membawa
pada penderitaan dan rasa sakit. Muncul penyakit jasmani juga terkadang muncul
dari penyakit rohani. Manusia mendapat penyiksaan di dunia agar kembali pada
jalan Allah dan menyadari kesalahanya. Namun bila manusia tidak menyadari malah
semakin menjauhkan diri maka akan membawa pada pederitaan di akhirat.
Banyak yang salah kaprah dalam menyikapi penderitaan. Ada
yang menganhap sebagai menikmati rasa sakit sehingga tidak beranjak dari
kesesatan. Sangat terlihat penderitaan memiliki kaitan dengan kehidupan manusia
berupa siksaan, kemudian rasa sakit, yang terkadang membuat manusia mengalami
kekalutan mental. Apa bila manusia tidak mampu melewati proses tersebut dengan
ketabahan, di akherat kelak dapat menggiring manusia pada penyiksaan yang pedih
di dalam neraka. Adapun akan lebih jelas akan dibahas sebagai berikut.
CONTOH KASUS
MANUSIA DAN CINTA KASIH
Merujuk kembali kepada perubahan zaman yang sudah modern,
yang mana memasuki abad ke 21 ini tepatnya pada tahun 2010, kita sudah
disuguhkan oleh berbagai hal negative atau hal hal yang menyimpang dari aturan
norma yang ada seperti apa yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari hari,
dan dalam hal ini saya menghubungkan tema MANUSIA DAN CINTA KASIH sebagai tolok
ukur kita dalam melihat kejamnya dunia pada saat ini. Apabila kita melihat
perspektif MANUSIA DAN CINTA KASIH pasti yang ada dalam benak kita adalah cinta
dan kasih saying, namun hal itu tidak berlaku dizaman ini, seperti contoh kasus
yang dikutip dari seputar Indonesia pagi 23 maret 2010, dilaporkan bahwa di
Pontianak Kalimantan barat ada seorang ibu dan ayah yang rela membunuh ke tiga
anaknya dengan cara meracun mereka, lalu kedua tersangka pun bunuh diri dengan
cara meminum racun yang diberikan kepada ke tiga anaknya tersebut, setelah
melakukan olah TKP polisi memastikan bahwa ke tiga anaknya itu dibunuh dengan
memberikan racun serangga kedalam susu yang mereka minum, karena di TKP terdapat
barang bukti segelas susu yang diminum serta 1 botol racun serangga, motif yang
dilakukan oleh tersangka adalah untuk membahagiakan ke tigs anaknya, karena
mereka tidak mampu menahan himpitan ekonomi ini, petunjuk tersebut didapatkan
dari sepucuk surat yang mereka tinggalkan sebelum bunuh diri.
Dari kejadian tersebut kita dapat mengambil hikmah, yaitu
sungguh ironis sekali, tega, sadis, tidak bermoral, serta tidak mempunyai kasih
saying. Begitulah zaman yang edan ini, kejadian tersebut lebih kejam dari pada
binatang, harimau pun sebagai si raja hutan tidak mungkin membunuh anaknya
sendiri, mungkin itulah akibat moral yang rusak, hal itu berbalik kembali
kepada pendidikan, mengapa saya mengaitkan hal ini dengan pendidikan, itu
karena pendidikan merupakan induk semang kebudayaan, jadi pendidikan sangat
pundamental sekali dalam membentuk ke pribadian seseorang. Dalam hal ini
pendidikan ruang lingkup nya sangat luas, bukan hanya pendidikan formal di
bangku sekolah, namun pendidikan nonformal seperti ke agamaan yang membuat
keimanan seseorang menjadi kuat serta menjauhkan dari hal hal negative.
Setelah saya membahas sedikit mengenai latar belakang
mengapa bisa terjadi hal yang demikian, yaitu membuat seseorang kehilangan rasa
cinta kasih terhadap sesame nya, banyak contoh lain diluar sana yang bisa kita
ambil, seperti pemerkosaan, penculikan, perampokan, dan perbuatan criminal
lainnya, sebagai pelaku mereka tak peduli akan nasib korban nya tidak ada rasa
belas kasih di benak mereka, yang ada hanya nafsu dan egoism yang melayang di
selaput otaknya, mudah mudahan dengan tulisan ini saya pada khususnya dan para
pembaca secara umumnya dapat mengambil hikmah dan semoga terketuk hatinya untuk
menyebarkan ajaran cinta kasih sesama insan manusia didunia ini agar damai di bumi
dan damai dilangit, sehingga damai sejahtera dalam peristirahatan menuju sang
nirwana.
MANUSIA DAN KASIH SAYANG
Kasih sayang yang dimiliki manusia adalah anugerah Sang
Pencipta Tuhan YME, bahwa sesungguhnya Tuhan meninginkan kita hidup saling
dipenuhi dengan cinta dan kasih sayang, agar terwujud rasa kenyamanan dan
kedamaian selama hidup di Dunia ini.
Contoh kasus yang lainya adalah seorang suami harus bekerja
keras banting tulang untuk memenuhi kebutuhan keluarganya karena rasa sayang
dan cintanya kepada istri dan anak-anaknya sehingga sang suami tidak mau
keluarganya merasa kekurangan dan tak tepenuhi hajat hidupnya. seorang ibu
mengandung selama 9 bulan dan melahirkan lalu merawat anaknya sampai besar, itu
adalah bentuk cinta dan kasih sayang sang ibu yang besar terhadap anak-anaknya.
Banyak lagi contoh-contoh cinta dan kasih sayang yang
lainya. inti dari semua ini bahwa cinta dan kasih sayang adalah sebuah anugerah
yang diberikan Allah SWT kepada kita ciptaan-Nya. Maka patutlah kita bersyukur
terhadap semua pemeberian-Nya.
MANUSIA DAN PENDERITAAN
Studi Kasus
Contoh kasus yang
berkaitan dengan manusia dan penderitaan adalah bencana gunung Merapi meletus
di Yoyakarta. Hal tersebut merupakan suatu kejadian yang pastinya sangat tidak
diinginkan oleh setiap orang. Kehilangan orang-orang tercinta dan harta benda
karena bencana alam merupakan suatu penderitaan yang dapat menyisakan trauma
dan mengganggu psikis seseorang,khususnya adalah anak-anak. Hingga saat ini
kerusakan infrastruktur pun masih terus terjadi. Kegiatan pendidikan yang
terganggu merenggut hak anak-anak Indonesia untuk terus menimba ilmu. Manusia
dan penderitaan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan.